Selasa, 28 Januari 2014

Dekontaminasi Alat

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam bekerja menciptakan lingkungan bebas infeksi, yang penting dan rasional adalah melakukan setiap proses pencegahan infeksi yang dianjurkan. Setiap petugas kesehatan baik yang bertugas di RS maupun di klinik rawat jalan mempunyai resiko untuk terkena infeksi dari pasien yang sedang ditanganinya. Selain itu juga dapat menularkan infeksi dari pasien satu ke pasien yang lain melalui alat-alat medis dan non medis yang digunakan dan sudah terkontaminasi. Infeksi dapat juga terjadi apabila petugas tidak melakukan prosedur yang benar dalam menangani alat-alat/intrumen yang bekas pakai (daur ulang). Proses dekontaminasi, pemberisihan, dan desinfeksi merupakan jproses yang sangat menentukan dalam menjamin alat-alat yang akan disterilkan bebas dari sisa-sisa bahan infeksi. Proses ini harus mampu menurunkan kemungkinan infeksi pada petugas yang melaksanakan pembersihan dan persiapan alat untuk disterilkan. Kegagalan pada proses ini merupakan salah satu penyebab terjadinya infeksi. Infeksi di rumah sakit merupakan masalah serius yang menggambarkan mutu pelayanan ruamh sakit dan oleh karena itu harus ditangani dengan baik. Petugas yang melakukan pekerjaan ini harus terlatih dan trampil serta dilengkapi alat pelindung.

B.     Tujuan
Adapun tujuan dari dekontaminasi, washing, packing dan sterilisasi sebagai berikut:
1.      Melindungi petugas yang menangani intrumen
2.      Meminimalkan resiko penularan virus
3.      Menon-aktifan virus Hepatitis B, virus hepatitis C, dan HIV




BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Dekontaminasi
  1. Definisi
Dekontaminasi yaitu suatu upaya yang dilakukan untuk memusnahkan/mematikan mikroorganisme yang pathogen sehingga aman untuk penanganan selanjutnya.
Dkontaminasi adalah langkah pertama menangani perlatan, perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lainnya yang terkontaminasi.
Dekontaminasi adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memutus rantai penularan infeksi dengan mengurangi tingkat kontaminasi microbial pada intrumen bedah.
  1. Tujuan Dekontaminasi
Proses dekontaminasi juga bertujuan untuk meminimalkan jumlah mikroorganisme serta risiko infeksi pada petugas apabila secara tidak sengaja terluka saat membersihkan alat-alat sehingga mengurangi kontaminasi pada tangan.
  1. Proses Dekontaminasi
Proses dekontaminasi dilakukan dengan cara anatara lain:
a.       Gunakan larutan klorin 0,5%, alcohol 70% atau fenolik 0,5 – 3 %.
b.      Gunakan tempat merendah yang terbuat dari plastic. Hal ini untuk mencegah agar alat-alat khususnya pisau tidak menjadi tumpul karena bersentuhan dengan container logam. Selain itu juga bias terjadi reaksi kimia antara 2 loga pada saat perendaman dan menimbulkan terjadinya karat.
c.       Jangan merendah instrument logam yang berlapis elektro (tidak 100% logam antri karat), tetapi cukup dibersihkan/ dilap saja).
d.      Lama perendaman antara 10 – 20 menit, semua alat harus terendam.
e.       Petugas harus menggunakan alat-alat pelindung antara lain sarung tangan dan masker.

B.     Pencucian
  1. Definisi
Pencucuian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagaian besar mikroorganisme pada peralatan/perlengkapan yang kotor atau yang sudah digunakan.
  1. Perlengkapan/bahan-bahan untuk mencuci peralatan
a.       Sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks
b.      Sikat halus (boleh menggunakan sikat gigi)
c.       Tabung sunting (minimal ukuran 10 ml, untuk membilas bagian dalam kateter termasuk kateter penghisap lender
d.      Wadah palstik atau baja antikarat (stainless steel)
e.       Air bersih yang mengalir
f.       Larutan desifektan: klorin 0,5%
  1. Kegunaan pencucian
a.       Sebagai cara efektif untuk mengurangi jumlah mikroorganisme terutama endospora yang menyebabkan tetanus pada perlatan dan instrument tercemat.
b.      Sebagai langkah awal, sebelum instrument di sterlilsasi atau didesinfeksi tinggat tinggi (DTT) yang efektif tanpa melakukan pencucian terlebih dahulu.
  1. Tahap-tahap pencucuian dan pembilasan
a.       Pakai sarung tangan yang tebal pada kedua tangan
b.      Ambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi (hati-hati bila memegang perlatan yang tajam seperti gunting dan jarum jari).
c.       Agar tidak merusak benda-benda yang terbuat dari plastic karet, jangan dicuci segera bersamaan dengan peralatan yang terbuat dari logam.
Sterilisasi yaitu proses membunuh semua mikroorganisme termasuk spora bakteri pada benda yang telah didekontaminasi dengan tepat. Tujuan sterilisasi yaitu untuk memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora, yang mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode sterilisasi yaitu sifat bahan yang akan disterilkan. 

C.    Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara:
  1. Sterilisasi dengan pemanasan kering 
a.      Pemijaran/flambir
Cara ini dipakai langsung, sederhana, cepat dan dapat menjamin sterilisasinya, namun penggunaannya terbatas pada beberapa alat saja, misalnya: benda-benda dari logam (instrument), benda-benda dari kaca, benda-benda dari porselen. 
Caranya yaitu:
1.      Siapkan bahan yang disterilkan, baskom besar yang bersih, brand spritus, korek api.
2.      Kemudian brand spritus dituangkan secukupnya ke dalam waskom tersebut. Selanjutnya dinyalakan dengan api.
3.      Alat-alat instrumen dimasukkan ke dalam nyala api.

b.      Dengan cara udara panas kering
Cara ini pada dasarnya adalah merupakan suatu proses oksidasi, cara ini memerlukan suhu yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan sterilisasi pemanasan basah. Adapun alat yang dapat dilakukan dengan cara ini yaitu benda-benda dari logam, zat-zat seperti bubuk, talk, vaselin, dan kaca.
Caranya yaitu:
1.      Alat bahan harus dicuci, sikat dan desinfeksi terlebih dahulu
2.      Dikeringkan dengan lap dan diset menurut kegunaannya
3.      Berilah indikator pada setiap set
4.      Bila menggunakan pembungkus, dapat memakai aluminium foil.
5.      Oven harus dipanaskan dahulu sampai temperatur yang diperlukan.
6.      Kemudian alat dimasukkan dan diperhatikan derajat pemanasannya. 



  1. Sterilisasi dengan pemanasan basah. 
Ada beberapa cara sterilisasi ini, yaitu: 
a)      Dimasak dalam air biasa.
Suhu tertinggi 100 ºC, tapi pada suhu ini bentuk vegetatif dapat dibinasakan tetapi bentuk yang spora masih bertahan. Oleh karna itu agar efektif membunuh spora maka dapat ditambahkan natrium nitrat 1% dan phenol 5%.
Caranya yaitu:
1.      Alat atau bahan instrumen dicuci bersih dari sisa-sisa darah, nanah atau kotoran lain.
2.      Kemudian dimasukkan langsung ke dalam air mendidih.
3.      Tambahkan nitrit 1% dan phenol 5%, agar bentuk sporanya mati
4.      Waktu pensterilan 30-60 menit (menurut pharmacope –Rusia).
5.      Seluruh permukaan harus terendam.

b)     Dengan uap air.
Cara ini cukup efektif dan sangat sederhana. Dapat dipakai dengan dandang/panci dengan penangas air yang bagiannya diberi lubang/sorongan, agar uap air dapat mengalir bagian alat yang akan disterilkan.waktu sterilisasi 30 menit.
Caranya yaitu:
    1. Alat-alat yang akan disterilkan dicuci, dibersihkan, disikat serta didesinfeksi.
    2. Kemudian dibungkus dengan kertas perkamen dan dimasukkan dalam dandang 
c)      Sterilisasi dengan uap air bertekanan tinggi.
Jenis sterilisasi dengan cara ini merupakan cara yang paling umum digunakan dalam setiap rumah sakit dengan menggunakan alat yang disebut autoclave.
Caranya yaitu:
1.      Alat-alat atau bahan-bahan yang akan disterilkan dicuci, disikat, dan didesinfeksi.
2.      Kemudian diset menurut penggunaannya dan diberi indikator.
3.      Kemudian dibungkus kain/kertas.
4.      Masukkan alat/bahan yang telah dibungkus ke dalam autoclave. 
  1. Sterilisasi dengan penambahan zat-zat kimia
Cara ini tidak begitu efektif bila dibandingkan dengan cara pemanasan kering. Cara ini dipergunakan pada bahan-bahan yang tidak tahan pemanasan atau cara lain tidak bisa dilaksanakan karena keadaan. Contoh zat kimia : Formaldehyda, hibitane, Cidex.
  1. Sterilisasi dengan radiasi ultraviolet 
Karena disemua tempat itu terdapat kuman, maka dilakukan sterilisasi udara dan biasanya dilakukan di tempat-tempat khusus.Misalnya: di kamar operasi, kamar isolasi, dsb. dan udaranya harus steril. Hal ini dapat dilakukan dengan sterilisasi udara (air sterilization) yang memakai radiasi ultraviolet. 
  1. Sterilisasi dengan filtrasi
Cara ini digunakan untuk udara atau bahan-bahan berbentuk cairan. Filtrasi udara disebut HEPA (Hight Efficiency Paticulate Air). Tujuannya adalah untuk filtrasi cairan secara luas hanya digunakan dalam produksi obat-obatan atau pada sistem irigasi dalam ruang operasi, maupun dalam perawatan medik lainnya yang membutuhkan adanya cairan steril. Jenis filternya yang penting ialah pori-porinya harus lebih kecil dari jenis kuman. Pori-pori filter ukurannya minimal 0,22 micron. 

D.    DESINFEKSI
Desinfeksi adalah menghancurkan atau membunuh kebanyakan organisme patogen pada benda atau instrumen dengan menggunakan campuran zat kimia cair yang bersifat nonselektif. Hasil proses desinfeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya: 
1.      Beban organik (beban biologis) yang dijumpai pada benda.
2.      Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.
3.      Pembersihan/dekontaminasi benda sbelumnya.
4.      Konsentrasi desinfektan dan waktu pajanan
5.      Struktur fisik benda
6.      Suhu dan pH dari proses desinfeksi.

E.     ASEPTIK/ASEPSIS
Aseptik berarti tidak adanya patogen pada suatu daerah tertentu. Teknik aseptik adalah usaha mempertahankan objek agar bebas dari mikroorganisme. 
Asepsis ada 2 macam:
  1. Asepsis medis 
Tehnik bersih, termasuk prosedur yang digunakan untuk mencegah penyebaran mikroorganisme. Misalnya: mencuci tangan, mengganti linen tempat tidur, dan menggunakan cangkir untuk obat. 
  1. Asepsis bedah
Teknik steril, termasuk prosedur yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme dari suatu daerah. 
Prinsip-Prinsip Tindakan Asepsis Yang Umum
Semua benda yang menyentuh kulit yang luka atau dimasukkan ke dalam kulit untuk menyuntikkan sesuatu ke dalam tubuh, atau yang dimasukkan ke dalam rongga badan yang dianggap steril haruslah steril. 
1.      Jangan sekali-kali menjauhi atau membelakangi tempat yang steril.
2.      Peganglah objek-objek yang steril, setinggi atas pinggang dengan demikian objek-objek itu selalu akan terlihat jelas dan ini mencegah terjadinya kontaminasi diluar pengawasan. 
3.      Hindari berbicara, batuk, bersin atau menjangkau suatu objek yang steril. 
4.      Jangan sampai menumpahkan larutan apapun pada kain atau kertas yang sudah steril. 
5.      Bukalah bungkusan yang steril sedemikian rupa, sehingga ujung pembungkusnya tidak mengarah pada si petugas. 
6.      Objek yang steril menjadi tercemar, jika bersentuhan dengan objek yang tidak steril. 
Cairan mengalir menurut arah daya tarik bumi, jika forcep dipegang sehingga cairan desinfektan menyentuh bagian yang steril, maka forcep itu sudah tercemar.

F.     ANTISEPTIK
Anti Septik yaitu suatu zat atau bahan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara selektif. Tujuannya yaitu memusnahkan semua kuman-kuman patogen, tetapi spora dan virus yang mempunyai daya tahan yang sangat kuat sehingga masih tetap hidup. 
Macam-macam bahan yang sering digunakan untuk antiseptik dan kegunaanya yaitu:
1.      Ethyl alkohol Larutan alkohol yang dipakai sebaiknya 65-85% karena daya kerjanya akan menurun bila dipakai konsentrasi yang lebih rendah atau lebih tinggi. 
2.      Jodium Tinctura. Larutan 2% jodium dalam alkohol 70% adalah suatu desinfeksi yang sangat kuat. Larutan ini dipakai untuk mendisinfeksi kulit dengan membasmi kuman-kuman yang ada pada permukaan kulit.
Penggunaan desinfektan/antiseptic: 
  1. Desinfeksi kulit secara umum (Pre Operasi) dengan larutan savlon 1:30 dalam alkohol 70%. Hibiscrup 0,5% dalam alkohol 70%.
  2. Desinfeksi tangan dan kulit dengan Chlorrhexidine 4% (hibiscrup) minimal 2 menit
  3. Untuk kasus Obgin (persiapan partus, vulva hygiene, neonatal hygiene). Hibiscrup 0,5% dalam Aquadest Savlon 1:300 dalam aqua hibiscrup.


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari apa yang dipaparkan pada pembahasan makalah diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan antara lain :
  1. Untuk membunuh mikroorganisme berbahaya yang terdapat pada alat kesehatan yang sudah terpakai, tenaga kesehatan dapat melakukannya dengan cara dekontaminasi,pencucian atau bilas, dan desinfektan tingkat tinggi dan sterilisasi.
  2. Pemrosesan alat bekas pakai penting dilakukan untuk mencegah penularan penyakit menular.
  3. Dekontaminasi, pencucian atau bilas, dan desinfektan tingkat tinggi dan sterilisasi merupakan langkah awal yang dilakukan untuk pemrosesan alat bekas pakai.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar